Goodwill (Accountingpedia)
Goodwill (Accountingpedia)

Goodwill (Accountingpedia)

Goodwill atau Nama Baik

  1. Pengertian Goodwill

Goodwill adalah selisih lebih jumlah rupiah tunai atau setaranya yang dibayarkan oleh perusahaan pembeli di atas nilai pasar wajar atau nilai buku rekayasa fisis perusahaan yang dibeli. Goodwill hanya akan timbul apabila suatu perusahaan membeli perusahaan lain yang sudah berjalan secara keseluruhan. Dengan demikian goodwill dapat diinterpretasikan sebagai kemampuan lebih dalam menghasilkan laba dibandingkan kemampuan normal perusahaan yang kondisi kekayaan fisisnya sama. Kemampuan lebih tersebut tidak dapat diperoleh secara terpisah dengan jalan membeli hak monopoli atau cara lainnya. Secara akuntansi, goodwill tidak dapat ditimbulkan sendiri oleh perusahaan tetapi harus melalui pembelian suatu perusahaan yang sedang berjalan.

  1. Manfaat Goodwill
  1. Mendapat penghasilan dari penjualan produk perusahaan lain
  2. Mempercepat operasional usaha
  3. Mendapatkan lisensi perusahaan baru
  1. Jenis-jenis Goodwill
  1. Goodwill akuntansi

Goodwill akuntansi terkait dengan akuisisi, yang muncul ketika harga pembelian melebihi nilai wajar dari aset bersih (total aset dikurangi total liabilitas) dari perusahaan target. Perusahaan menyajikannya dalam laporan keuangan, sebagaimana diatur dalam standar akuntansi yang berlaku.

  1. Goodwill Ekonomi

Goodwill ekonomi tidak muncul di neraca perusahaan dan tidak terkait dengan akuisisi. Ini terkait dengan kinerja perusahaan dan prospek masa depan. Ini dapat muncul dari reputasi, ekuitas merek, dan loyalitas merek, yang membuat perusahaan berharga.

  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Goodwill
  1. Kualitas produk: Kualitas produk yang baik akan meningkatkan penjualan dan keuntungan yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai Goodwill.
  2. Efisiensi Manajemen: Ketika suatu perusahaan mengalami peningkatan efisiensi manajemen, maka akan membuat kegiatan operasional berjalan dengan baik. Dimana ketika suatu perusahaan mengalami peningkatan manajemen, maka nilai Goodwil pun akan ikut meningkat.
  3. Lokasi: Lokasi perusahaan yang strategis akan memudahkan pelanggan untuk mendapatkan produk atau jasa yang dijual perusahaan. Akibatnya, hal ini juga dapat meningkatkan nilai Goodwill
  4. Kondisi Pasar: Situasi pasar monopoli berpotensi mendapatkan lebih banyak keuntungan. Hal tersebut juga akan berdampak pada peningkatan kemampuan yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai Goodwill.
  5. Keuntungan Khusus: Jika suatu perusahaan mendapatkan keuntungan khusus seperti merek dagang dan citra produk, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan nilai Goodwill yang lebih tinggi
  6. Sumber Eksternal: Dalam hal ini contohnya adalah layanan penjualan, efektivitas iklan, supply listrik, dan merek dagang tertentu akan mendapatkan Goodwill atau nilai baik yang lebih besar
  1. Penilaian Goodwill

Nilai goodwill dapat dihitung dengan mengurangi total akrual harga yang ditahan oleh perusahaan pembeli dengan nilai bersih aset perusahaan yang dibeli sehingga rumusnya adalah goodwill = Harga Jual Akrual – Nilai Bersih Aset berdasarkan Nilai Wajar. Kos goodwill yang melekat pada harga beli suatu perusahaan yang sudah beroperasi pada dasarnya merupakan nilai sekarang atau nilai diskunan (present of discounted value) kelebihan laba yang mampu dihasilkan. Kelebihan laba ini merupakan jumlah rupiah kelebihan yang diharapkan akan terjadi sehingga menghasilkan suatu tingkat kembalian investasi (rate of return) yang normal. Dengan demikian, goodwill yang dibeli tersebut menunjukan pengakuan lebih dahulu sejumlah debit yang mengukur sebagian dari laba yang diharapkan akan diperoleh kemudian. Jadi, jumlah debit goodwill yang ditutup atau diperoleh kembali melalui laba lebih perusahaan yang dibeli. 

Dengan demikian, sangat masuk akal jika kos yang diperhitungkan sebagai goodwill harus diserap dan dibebankan ke pendapat selama kurun waktu yang dijadikan dasar dalam mempertimbangkan kos perolehan perusahaan sehingga laba yang tampak dalam statemen laba-rugi menunjukan laba bersih normal. Kenyataan menunjukan dalam banyak perusahaan, kelebihan kemampuan untuk menghasilkan laba tidak berlangsung selamanya tetapi hanya berlangsung dalam kurun waktu yang terbatas. Dengan demikian, goodwill hendaknya diamortisasi sepanjang taksiran masa diperolehnya laba lebih. 

  1. Amortisasi Terhadap Goodwill 

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) amortisasi adalah alokasi jumlah tersusutkan secara sistematis atas aktiva yang tidak berwujud. Ketika tingkat laba lebih tetap terjadi sesudah kurun waktu yang diantisipasi, amortisasi kos goodwill tetap dilakukan hanya selama yang diantisipasi semula atas dasar faktor-faktor yang ada pada saat pengakuan goodwill. Kemampuan membeli laba bersih sesudah jangka waktu yang diantisipasi mungkin bukan lagi disebabkan oleh faktor-faktor dan kondisi yang dipertimbangkan pada saat perusahaan yang bersangkutan membeli. Dengan kata lain, kesuksesan yang dicapai perusahaan sesudah goodwill habis besar kemungkinan disebabkan oleh perkembangan dan faktor baru bukan lagi oleh goodwill tersebut.

Dalam akuntansi, goodwill sampai saat ini masih menjadi perdebatan baik IFRS ataupun di IAS. Baik dalam IFRS maupun IAS tidak membolehkan penerapan amortisasi pada goodwill dan menggantinya dengan impairment (revaluasi goodwill). Pada umumnya, goodwill tersebut sebagian akan dibebankan kepada perusahaan yang selanjutnya akan disusutkan selama sekian tahun. Beban tersebut kemudian dialokasikan setiap periode agar tidak mengganggu laporan laba rugi saat goodwill diperoleh, karena nilainya terbilang cukup baik dan diprediksi dapat mendatangkan manfaat di kemudian hari. Namun, terdapat kesulitan, yakni pada cara mengukur goodwill. Lain halnya dengan ketika suatu perusahaan membeli gedung yang secara teknis dapat diperkirakan umurnya sehingga sejak tahun 1970 Amortisasi goodwill tidak lagi diijinkan. Pada era 2000an FASB mengeluarkan konsesi dimana tidak lagi diperkenankan melakukan amortisasi atas goodwill. Sama hal nya dengan FASB, international Accounting Standard (IAS) juga melarang Amortisasi goodwill dan hanya mengizinkan menggunakan pendekatan Impairment.

Sumber Referensi: 

“Apa Itu Goodwill? Bagaimana Perannya dalam Perusahaan? – Mekari Jurnal.” Jurnal.id, https://www.jurnal.id/id/blog/apa-itu-goodwill/. Accessed 15 February 2023.

“Apa Itu Goodwill? Bagaimana Perannya dalam Perusahaan? – Mekari Jurnal.” Jurnal.id, https://www.jurnal.id/id/blog/apa-itu-goodwill/. Accessed 15 February 2023.

“Pengertian Goodwill, 5 Manfaat, dan Cara Menghitungnya.” SIRCLO Store, 12 July 2022, https://store.sirclo.com/blog/pengertian-goodwill/. Accessed 15 February 2023.

Suwardjono. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. III ed., vol. 7, Yogyakarta, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Fakultas Ekonomi (BPFE), 2013. 8 vols.

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.